Diniyah Putri Lampung

Perguruan Diniyyah Putri Lampung sepakati MoA UIN Radin Intan Lampung
Perguruan Diniyyah Putri Lampung memantapkan kerja sama dengan melakukan Penandatanganan MoA dengan Fakultas usuludin UIN Radin Intan Lampung pada 25 April 2018. MoA ini membahas secara lebih detail tentang teknis kerjasama antara kedua belah pihak untuk menciptakan cendikiawan muslim.
Niat baik UIN Raden Intan Lampung disambut terbuka  oleh Diniyyah Puteri Lampung sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Madrasah Aliyah (MA) Drs Ridwan. “ Rasa sykur yang terhingga atas kepercayaan UIN Radin Intan Lampung terhadap Perguruan  Diniyyah Putri Lampung sehingga dipilih menjadi salah satu pondok pesantren di Lampung yang melakukan MoU dengan UIN,” ujarnya.
Menurut alumni Fakultas Ushuluddin IAIN (UIN) Raden Intan tersebut, kerjasama yang telah disepakati, merupakan sebuah peluang sekaligus tantangan bagi Perguruan Diniyyah Putri Lampung, oleh karena itu segala bidang harus dapat kita tingkatkan guna memperoleh hasil yang maksimal. “Semoga Allah SWT memberikan jalan atas kerjasama ini demi memajukan lembaga pendidikan kita,” tutur Ridwan saat menyampaikan sambutan.
Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA)  pada kesempatan tersebut Perguruan Diniyyah Putri Lampung memperoleh kesempatan dengan diberikan kuota sebanyak 4 orang santrinya pada tahun ajaran baru 2018. beasiswa ini berupa beasiswa gratis SPP (UKT) dari semester 1 sampai 8 kepada santri yang akan melanjutkan di Fakultas Ushuluddin (UIN Raden Intan  UKT di 2 prodi dari 7 prodi. Pertama, Prodi Studi Agama-Agama (SAA) dan kedua, prodi Tasawuf dan Psikoterapi.
Sudarman pun menjelaskan, 5 prodi lainnya memiliki peluang beasiswa tetapi dengan skema yang berbeda. “Semoga (kerjasama) ini bisa membawa manfaat untuk dunia pendidikan dan umat dengan arti yang seluas-luasnya,” tambahnya.
Kepala Biro AAKK UIN Drs Jumari Iswadi MM yang turut hadir pada acara tersebut mengatakan,  tahun ini baru beberapa ponpes di Lampung yang dilakukan kerjasama. “Insyaallah kami (UIN) akan kerjasama dengan beberapa ponpes atau sekolah lain. Karena kami sadar, kita tidak bisa jalan sendiri, kita harus kerjasama,” ujarnya.
Jumari menceritakan perkembangan secara singkat UIN Raden Intan. “Dulu kita mencari cara bagaimana mencari mahasiswa. Sekarang, kita mencari cara bagaimana menolak dengan baik mahasiswa karena kuota kita (UIN) terbatas,” ucapnya yang juga alumni Fakultas Ushuluddin.
Meski demikian, ia mengatakan tetap mencari santri yang unggul khususnya dari Lampung sebagai calon mahasiswa UIN.  Selain itu, kerjasama yang telah dilakukan UIN bukan hanya dari ponpes di Lampung, tetapi juga kedutaan-kedutaan besar untuk Indonesia dan lembaga-lembaga lain di tingkat internasional.