Diniyah Putri Lampung

Diniyyah Putri Lebih Unggul

 

Umumnya para orang tua dalam memilih sekolah untuk anaknya, telah mempertimbangkan dengan matang. Apalagi di zaman teknologi informasi yang tak terbatas ini, sebab ketidak tepatan dalam memilih sekolah untuk anak dapat menjadi bumerang dikemudian hari bukan hanya untuk anak tersebut namun juga orangtuanya.
Sebab menyekolahkan anak pada lembaga tertentu, sama dengan menentukan masa depan anak. Karena pola pikir, tindakan, dan disiplin ilmu yang mereka geluti saat ini sedikit banyak akan berdampak pada tindakan dikemudian hari, belum lagi lingkungan dan pergaulan mereka baik didalam lingkungan pendidikan maupun di luar lingkungan pendidikan, oleh sebab itu peran orang tua sangat penting ketika berada diluar lingkungan pendidikan hal tersebut menjaga supaya anak tidak terjerumus dalam tindakan-tindakan yang kurang baik dan akan merugikan dirinya sendiri.
Berbagai jenis sekolah dapat dipilih oleh anak. Mulai dari sekolah full day school sekolah umum maupun madrasah, atau sistem mondok baik pesantren maupun boarding school. Saat ini, sekolah berasrama tidak hanya identik dengan pesantren. Beberapa sekolah umum, khususnya sekolah Islam terpadu, banyak yang menyelenggarakan sistem sekolah berasrama (boarding school). Hal tersebut tidak terlepas dari kesuksesan pendidikan dengan pola berasrama baik pesantren maupun boarding school.
Hal tersebut sejalan dengan pola pendidikan yang ada di Perguruan Diniyyah Putri Lampung, tingginya minat orang tua menyekolahkan anaknya di DPL dapat dibuktikan dengan banyaknya pendaftar calon siswi baru pada tahun ini yang tercatat hingga ratusan orang, bahkan ada yang rela registrasi satu tahun sebelumnya supaya anaknya dapat masuk ke DPL.
Hal ini tentu tidak terlepas dari keberhasilan pola pendidikan yang telah diterapka sehingga dapat menghasilkan alumni berkualitas, yang telah di akui baik dimasyrakat maupun di perguruan tinggi yang ada di Indonesia, adapun beberap keunggulan Diniyyah Putri Lampung dalam mendidik para siswinya adalah:
Pola pendidikan yang konsisten, selama 24 jam, maksudnya apa yang diterima anak di ruang kelas sama dengan apa yang diterima saat di luar kelas. Integrasi pendidikan antara di dalam dan di luar sekolah menghasilkan pola pendidikan yang konsisten. Sedangkan dalam sekolah umum bisa jadi pola pendidikan di sekolah tidak sama dengan pola pendidikan di yang diterapkan orangtua (dirumah).
Melatih kedisiplinan anak, guru yang berada di DPL mengharuskan anak untuk mengikuti aturan mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Kebiasaan yang teratur ini dapat membentuk karakterk anak yang disiplin. Demikian juga, adanya konsekuensi hukuman bagi pelanggaran tata tertib, membuat anak belajar untuk disiplin. Pemanfaatan waktu optimal, Kegiatan harian di DPL sudah terjadwal sedemikian rupa setiap hari. Tidak ada waktu yang terbuang percuma tanpa ada kegiatan yang tidak terjadwal. Bahkan aktivitas tidur dan beristirahat/rekreasi pun berada dalam pantauan dan pengawasan tata tertib asrama.
Keamanan lebih terjamin, menyekolahkan anak di DPL, lebih melindungi anak dari berbagai ancaman keamanan yang mungkin terjadi. Diantaranya, anak dapat terlindung dari bahaya yang mungkin timbul dari perjalanan pulang pergi ke sekolah, atau yang lainya.
Terhindar dari kecanduan gadget, DPL melarang penggunaan handphone kecuali hanya untuk keperluan komunikasi dengan keluarga. Itu pun, penggunaannya dibatasi pada hari dan jam tertentu. Jadi, meski handphone ada manfaatnya, namun kecanduan gadget menimbulkan dampak buruk bagi proses pendidikan anak.
Meskipun dengan peraturan yang sedemikian ketat dan terjadwal dengan baik namun keberhasilan seorang anak juga bergantung bukan hanya saat di DPL saja, keberhasilan tersebut akan benar-benar terwujud ketika siswi selesai menempuh pendidikan di DPL dan mengaplikasikan semua ilmu yang ia peroleh ditengah-tengah masyrakat, sehingga dirinya menjadi orang yang bermanfaat baik untuk keluarga, lingkungan dan masyrakat secara umum.