Diniyah Putri Lampung

Bentuk Karakter, Siswi Perguruan Diniyyah Putri Lampung

Proses belajar mengajar di sekolah ataupun di kampus, umumnya dibatasi dengan mengukur dari kecerdasan akademik atau intelektual. Oleh karena itu jangan heran apabila sukses di bidang akademik lulus dengan predikat IPK tinggi belum menjamin kesuksesesan seseorang setelah berada di masyarakat, sebab kecerdasan-kecerdasan lain juga penting untuk diasah dalam rangka keseimbangan diri ketika berada di masyarakat.
Pada dasarnya setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, jadi bukan karena memiliki nilai akademik yang tidak bagus kemudian dinilai siswa yang kurang pandai, berbicara tentang kecerdasan, mungkin kita sudah tidak asing dengan istilah kecerdasan Intelektual atau akademik, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, ataupun kecerdasan lainnya. Untuk keseimbangan setidaknya masing-masing individu, mampu memaksimalkan 3 macam aspek kecerdasan yang berada dalam dirinya dengan cara di asah dan dikembangakan secara terus menerus, yaitu aspek kognitif (berhubungan dengan olah pikir), aspek psikomotorik (berhubungan dengan olah fisik), dan aspek afektif (berhubungan dengan olah rasa). 
Kegiatan belajar mengajar sehari-hari sebenarnya tujuanya untuk mengembangkan aspek kognitif atau kecerdasan intelektual semata, sedangkan pengembangan aspek psikomotorik dan afektif porsinya untuk saat ini masih kurang diperhatikan. Jika diperhatikan sebenarnya kedua aspek tersebut sama pentingnya dengan aspek kognitif atau kecerdasan intelektual, salah satu cara untuk membangkitkan kognitif, aspek psikomotorik, dan aspek afektif salah satunya dengan kegiatan ekstrakurikuler.
Selanjutnya tentang pendidikan budaya dan karakter, pendidikan ini adalah suatu usaha secara sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik agar mampu melakukan proses internalisasi, menghayati nilai-nilai menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di masyarakat, dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat, salah satu upaya dalam membentuk siswi yang berkarakter pada Perguruan Diniyyah Putri Lampung adalah dengan menyajikan nuansa islami sehingga para peserta didik diharapkan mampu menjunjug tinggi nilai-nilai islam dan menjalankan segala perintah yang telah dianjurkan dalam agama islam seperti menjalankan ibadah sholat 5 waktu, mampu membaca kitab suci al-quran.
Meski masih belum sempurna namun saat ini Perguruan Diniyyah Putri Lampung terus berupaya untuk memperbaiki baik dari segi metode pembelajaran maupun fasilitas guna mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, dengan proses pendidikan khas Perguruan Diniyyah Putri Lampung diharpkam akan berdampak positif terhadap pembentukan karakter, sehingga dapat dijadikan ukuran jatidiri bangsa di sebuah negara.
Pelaksanaan pendidikan pada Perguruan Diniyyah Putri Lampung bertujuan untuk mewujudkan manusia beriman yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, berkepribadian yang mantap dan mandiri, serta mengedepankan rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Berangkat dari sini, maka pendidikan harus mampu mempersiapkan warga negara agar dapat berperan aktif dalam seluruh lapangan kehidupan, cerdas, aktif, kreatif, terampil, jujur, berdisiplin dan bermoral tinggi, demokratis, dan toleran dengan mengutamakan persatuan bangsa. Sehingganya, sangat perlu mengasah inteligensi secara terus-menerus.
Oleh karena itu kontro Perguruan Diniyyah Putri Lampung tidak hanya berhenti saat siswi menyelesaikan pendidikanya, namun Perguruan Diniyyah Putri Lampung juga membina para alumni untuk berbuat lebih dalam menanamkan nilai-nilai keilmuan kepada masyarakat sekitar mereka berada, dengan mengadakan berbagai kegiatan positif, seperti membuat, mengadakan, atau ikut serta dalam pengajian,  membuat, terjun langsung suatu pendidikan baik berbentuk formal maupun non formal seperti Lembaga kursus, TPA, Paud, RA/TK, atau bahkan sekolah.
Dengan demikian secara tidak langsung para alumni juga memiliki tanggung jawab untuk ikut serta dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara terhadap masyrakat umum, untuk memperoleh haknya pada fasilitas pendidikan.